Sahabat Jadi Cinta
Aku
pernah berfikir seperti apa rasanya jatuh cinta kepada sahabat sendiri. Namaku
Maudi, aku mempunyai satu orang sahabat laki-laki yang bernama Kamil. Kamil
sangat baik, dan soleh, kami mengikuti organisasi BTA (Baca Tulis Al-Quran) dan
sekarang kami menjadi mentor BTA di SMP kami, SMPN 179, dia juga mengikuti
LIQO, dan ROHIS. Pertamanya kami hanya sebatas teman saja, tapi saat kelas 9
kami sekelas. Kami menjadi sangat akrab dan dekat. Di kelas 9 lah kami sudah
jauh lebih mengenal dan akhirnya kami bersahabat. Kami sering sekali satu
kelompok bersama, berbincang bersama, dan pergi bersama. Ada satu kejadian yang
tidak pernah terlupakan bagiku adalah disaat kerja kelompok senam dan seni musik,
kami berfoto bersama. Walaupun kami tidak berfoto berdua melainkan bersama-sama
teman-teman yang lainnya tetapi itu adalah kejadian yang tidak pernah aku lupakan.
Karena kami sering bersama-sama dalam berbagai hal, teman-teman kami sering meledek
kalau kami sudah menjalin kasih. Tetapi itu semua hanya candaan semata,
sebenarnya apa yang sering teman-temanku bilang terhadap kami memang ada
benarnya juga, karena sejak dari SMP, Aku mulai jatuh cinta kepadanya. Mungkin
karena kami selalu melakukan segala hal bersama, banyak hal yang aku tahu
tentangnya. Jadi lama-kelamaan cinta itu pun muncul seiring berjalannya waktu.
Kami
mendaftar ke SMAN 98 bersama-sama. Aku berhasil diterima di SMAN 98 dan dia
tidak. Dia masuk di SMAN 106, aku sempat menangis karena berpisah dengannya. Tetapi
karena dia selalu memberi semangat dan selalu meluangkan waktu untukku,
akhirnya aku merasa dia tidak akan meninggalkan aku. Sudah semakin lama kita
berpisah, awalnya setelah SMA dia tidak pernah lagi menghubungiku, aku sempat
sedih akan hal itu. Tetapi tidak lama kemudian, kami sering berkomunikasi lewat
jejaring sosial twitter, Kamil mengirim sebuah pesan, dia meminta nomor teleponku.
Aku terkejut karena Kamil memberi tahu kalau dia mengganti nomor teleponnya.
Mungkin itu alasan mengapa dia tidak menghubungiku. Kami pun saling
berkomunikasi lewat pesan SMS. Lama-kelamaan cintaku kepada Kamil semakin
menjadi lebih besar karena kami sudah mulai berkomunikasi lagi. Aku menaruh
harapan lebih kepadanya. Karena walaupun kami berbeda sekolah, dia masih
menanyakan kabarku. Sampai pada saatnya dia bercerita bahwa dia sudah menjalin
kasih dengan Diza. Aku sempat sedih, patah hati, dilema, dan bimbang akan hal tersebut. Tetapi itu pilihan
Kamil, Kamil sangat mencintai Diza. Aku sering mencari informasi mengenai Diza,
aku menyimpulkan bahwa Diza tidak terlalu mencintai Kamil. Di akun twitter
Diza, Diza selalu menuliskan hal-hal tetapi bukan tentang Kamil melainkan orang
lain selain Kamil.
Walaupun Kamil sudah mempunyai kekasih, aku tetap
mencintainya. Karena dia juga tidak melupakanku, sebagai sahabatnya. Semakin
lama semakin lebih sering kami berkomunikasi. Kamil sangat perhatian kepadaku. Saat
aku sedang sakit, Kamil lah orang pertama yang sangat khawatir tentang
keadaanku dan begitu pun sebaliknya saat Kamil sakit, aku lah orang yang
pertama sangat khawatir tentang keadaannya. Kami juga mempunyai panggilan
kesayangan, yaitu dede dan kaka. Kami juga mempunyai lagu kesukaan yaitu Jason
Mraz-Lucky dan Demi Lovato-Give Your Heart A Break. Tidak terhitung banyaknya
sakit hati ini menahan rasa cinta kepada sahabat sendiri. Sering aku mencoba
untuk sekedar suka kepada orang lain tetapi tetap saja tidak bisa mencintai
tulus seperti cintaku ke Kamil. Aku sempat bersyukur tidak pernah bertemu Kamil
lagi semenjak kami masuk SMA. Karena menurutku bertemu Kamil sama saja menyuruh
hatiku untuk lebih sakit lagi. Tapi apa boleh buat, sampai saat ini pun aku
masih mencintai Kamil. Walaupun teman-teman aku yang mengetahui tentang aku
mencintai Kamil selalu memberi saran yaitu lupakan Kamil supaya aku tidak harus
merasakan sakit hati ini, tetapi aku sudah telanjur cinta dan sulit untuk
melupakannya. Semakin aku mencoba melupakan semakin pula aku jauh lebih
mencintainya. Rasanya sangat sulit bagiku melepas rasa cinta ini, atau bahkan mungkin
butuh waktu yang sangat lama untuk bisa merelakan cinta yang tak terbalaskan
ini.
Aku sempat mendengar kabar bahwa Kamil dan Diza berakhir
hubungannya dan menurut kabar, penyebab berakhirnya adalah aku. Diza tidak suka
dan sering cemburu kepadaku. Karena Kamil terlalu dekat denganku. Kabar itu
tidak lantas membuat aku senang, tetapi aku semakin sedih karena sudah
mengganggu hubungan mereka. Sebisa mungkin aku membuat mereka tidak mengakhiri
hubungannya. Dan akhirnya mereka kembali menjadi sepasang kekasih, tidak aku
sadari, hal itu membuatku lebih patah hati. Tapi aku tidak ingin melihat
sahabat yang aku sayangi itu sedih. Bagiku lebih baik aku yang sedih daripada
harus melihat orang yang aku cintai bersedih. Ratusan bahkan ribuan kali Kamil
bercerita tentang Diza kepadaku, maka sebesar itu lah rasa sakit hati yang aku
terima. Aku tidak pernah mengeluh jika Kamil bercerita tentang Diza. Karena aku
ingin menjadi pendengar yang baik dan pemberi saran yang baik layaknya seorang
sahabat. Tetapi sudah berulang kali Kamil bertengkar dengan Diza tetapi Kamil
masih tetap mempertahankan Diza. Mungkin karena rasa cinta Kamil kepada Diza
yang terlalu besar.
Saat ulang tahun Kamil, aku sudah lama mempersiapkan
sebuah kado berupa jam tangan hitam pilihanku sendiri. Aku takut saat bertemu
Kamil untuk memberikan kado tersebut karena sudah lama berpisah kami tidak
pernah bertemu lagi walaupun kami sering berkomunikasi. Aku memberanikan diri mengatakan
mempunyai sesuatu untuknya, awalnya Kamil menolak, tapi akhirnya Kamil malah
mengajakku untuk bertemu. Kami bertemu disamping SMP kami, yaitu SMPN 179. Cepat-cepat
aku membungkus Kado itu walaupun lama sekali sampai tidak menyadari sudah satu
kertas kado yang terbuang karena aku hanya memutar-putar posisinya. Aku
membungkus kado itu dengan sangat rapi dan hampir tidak ada bagian yang kusut.
Saat ingin bertemu aku mendadak panik, tegang, sekaligus senang. Akhirnya aku
meminta ditemani oleh teman-temanku, aku datang ditemani 3 orang temanku, yaitu
Laras, Radian, dan Gea karena aku belum berani bertemu Kamil sendirian. Kami
datang tepat waktu dan awalnya kami saling tidak mengenali satu sama lain.
Akhirnya Kamil menyapa aku, aku terkejut Kamil masih mengenaliku. Aku masih
ingat Kamil datang dengan memakai motornya yang berwarna biru, baju biru, jaket
abu-abu, sandal berwarna coklat, memakai jam punyanya yang sudah lama, dan celana
biru jeans yang warnanya sama seperti celana jeans yang aku pakai saat itu. Ternyata
Kamil sudah berbeda, dia lebih tampan, dan lebih asik. Hal itu membuatku
semakin cinta kepadanya. Akhirnya aku memberikan kado yang dibawa untuknya. Dia
terlihat bahagia karena aku memberikan sesuatu untuknya. Awalnya kami masih
canggung untuk berbincang-bincang tetapi pada akhirnya kami berbincang sudah
lumayan lama. Laras menyuruh kami untuk berbincang di rumahnya karena saat itu
angin berhembus begitu kencang dan sudah semakin larut. Aku bertanya kepada
Kamil apakah dia setuju untuk berbincang di rumah Laras, ternyata Kamil setuju
dan kami pergi ke rumah Laras.
Sesampainya kami di rumah Laras, kami melanjutkan
perbincangan kami. Tidak terduga kami bisa tertawa bersama lagi, bercanda
bersama, dan berbincang bersama. Aku dan Kamil juga membicarakan hal-hal
tentang sekolah kami masing-masing. Aku terlihat begitu kaku dan gugup. Mungkin
karena sudah lama tidak bertemu dan saat bertemu kami sudah jauh lebih berbeda
dari dulu. Tetapi yang membuatku bingung ketika aku bertanya tentang hubungan
Kamil dan Diza, Kamil selalu mengalihkan pembicaraan dan dia terlihat murung.
Tetapi sudah lama kami berbincang, tidak terasa sudah semakin larut. Akhirnya
aku menyuruh kami semua untuk pulang ke rumah masing-masing. Dan saat diperjalanan
menuju rumah masing-masing, Kamil mengingatkan jika aku sudah sampai rumah, harus
bergegas untuk makan supaya tidak sakit. Dan seketika itu pula wajahku langsung
merona memerah dan aku tersenyum sambil mengatakan bahwa Kamil juga harus
langsung makan. Setelah aku sampai rumah, aku langsung makan dan tidak bisa
melupakan kejadian pertama kalinya aku bertemu kembali dengan Kamil dan
perbincangan yang kita lewati bersama. Tetapi aku menjadi tidak bisa tidur dan
Kamil meng-SMS aku bahwa dia benar-benar berterima kasih kepadaku atas
pemberian kado itu. Dalam pesan SMS yang ditujukan untukku, dia mengatakan
pertama-tama dia membaca surat yang aku selipkan dikado tersebut, dan Kamil pun
membuka kado dariku. Dan sehabis dia membuka kadonya, dipakailah jam hitam itu
dan dibungkus nya kembali kotak jam dengan sangat rapi. Kamil berberjanji akan
memakai kemana pun jam pemberianku dan akan menjaganya supaya tidak rusak. Itu
sangat membuatku menjadi malu, senang, dan tidak bisa berkata-kata lagi.
Saat
ada kerja kelompok Sejarah di rumah temanku, aku ingat bahwa rumah temanku
dekat dengan rumahnya Kamil. Awalnya aku hanya bilang kepada Kamil ingin kerja
kelompok di rumah temanku tapi aku tidak tahu rumahnya. Ternyata Kamil pun
bersedia mengantar aku, aku terkejut dan sekaligus senang. Tetapi aku tetap
tidak berani pergi berdua hanya bersama Kamil walaupun kami berbeda motor.
Akhirnya aku mengajak kembali Laras dan Gea. Kami bertemu di Setu. Dan
lagi-lagi Kamil yang pertama menyapaku. Aku pun langsung melihatnya dan benar
saja itu Kamil. Aku langsung tersenyum senang kepadanya dan dia pun membalas
senyumanku. Kamil memakai baju berwarna hitam, tetap dengan motornya yang
berwarna biru dan celana jeans hitam. Dan yang membuatku lebih terkejut adalah Kamil
memakai jam yang aku berikan kepadanya, ternyata benar janjinya kepadaku. Ditambah
Laras dan Gea pun memperjelas bahwa Kamil memang mamakai jam tangan
pemberianku. Aku langsung tersenyum malu. Kamil pun juga tidak berkata apapun
melainkan dia hanya tersenyum malu sepertiku. Akhirnya Kamil pun mengantarku
kerumah temanku yang kebetulan adalah tetangganya Kamil. Tidak lupa dirumah
temanku juga, aku dan Kamil berbincang walau hanya sebentar. Sehabis dari rumah
temanku, Kamil bertanya kepadaku ingin pergi kemana lagi dan aku menjawab ingin
pergi ke tempat les. Aku pun bertanya sebaliknya, dia menjawab ingin ngabuburit
karena saat itu dia sedang menjalani puasa senin-kamis. Sesampainya aku di
tempat les, Kamil mengirim pesan SMS kepadaku, katanya saat habis mengantar aku
sebenarnya dia ingin mengajakku makan karena aku sudah memberinya jam tangan.
Aku pun langsung malu dan menjawab pesan SMS nya bahwa tidak usah karena aku
memberi jam tangan untuknya ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan apapun. Tetapi
Kamil menjawab lagi dan membuat aku semakin terkejut bahwa Ibunya yang menyuruh
Kamil mengajak aku makan karena ternyata Kamil selalu bercerita tentang aku
kepada Ibunya. Aku baru tahu, ternyata kami berdua sama. Aku selalu
menceritakan semua hal mengenai Kamil kepada Ibuku, dan Kamil pun selalu
menceritakan semua hal mengenai aku.
Aku selalu berfikir, apakah cinta yang aku tunggu ini
akan terbalaskan atau malah sia-sia penantianku selama ini. Aku diberi saran
dari Laras, bahwa jangan terlalu berharap dengan Kamil, Kamil terlalu mencintai
Diza, dan Diza pun masih membalas cinta Kamil. Jika aku menaruh harapan besar
kepada Kamil, nantinya aku juga yang akan bersedih. Tetapi jangan sampai Kamil
mengetahui kalau aku mencintainya karena aku takut dan tidak mau jika Kamil
menjauh dari ku apalagi harus kehilangan Kamil. Aku tidak bisa membayangkan
jika orang yang selama ini dekat denganku dan perhatian denganku menghilang
tiba-tiba. Jadi biarkan lah aku menyimpan cinta ini, tidak tahu sampai kapan
aku harus menyimpannya dan walaupun
sakit yang aku dapat, aku rela asalkan Kamil bahagia dengan Diza. Mungkin untuk
saat ini aku harus mencoba untuk melepas atau memendam cinta ini kepada Kamil
karena aku tidak mau dianggap mengganggu hubungan Kamil dan Diza lagi. Tapi yang
aku tahu, aku beruntung mempunyai seorang sahabat yang sangat perhatian
kepadaku. Asalkan kami tetap bersahabat dan dekat, itu saja sudah lebih dari
cukup untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar